Cerita Dewasa Bersambung – “Heehhhh….hehhhh….hehhh….hehhh….hehhh…” Aku mendesah tertahan karena harus juga aktif bergerak naik turun menjemput sendiri kenikmatanku.
Keringatku bercucuran walaupun sebenarnya suhu ruangan cukup dingin karena AC dipasang secara penuh. Demikian juga dengan cairan vaginaku yang mulai mengalir deras di dalam liang sampai merembes keluar mengalir turun melalui kedua pahaku.
HEHHHHH ….HEEHHHHHH….HEEHHHHHHHH…HEHHHH….HEEHHHHHHHH …Nafasku semakin memburu dan gerakanku semakin tidak teratur karena merasakan orgasmeku akan segera datang
Tapi aku lihat Oom Yanto pun ekspresinya mulai berbeda karena terlihat seperti menahan sesuatu dan tangannya yang memegang pinggangku mulai bergerak-gerak dengan gelisah.
“Oommmmmmm…Karin udah mau dapet lagi !” Kataku setengah berteriak
“Saya juga udah mau keluarrrr” Sambut Oom Yanto
“AAAAAAAARRRGGGGGGGGHHHHHHHHH……..” Kami berdua hampir berasamaan mengeluarkan suara raung kenikmatannya saat berorgasme dan berejakulasi.
SRRRRTTTT…SRRRTTTTT….SRRRRTTT…SRRRTTTTT …SRRRTTTT …srttt…srrrtt ….srrrttt
Aku merasakan ada lima semprotan hangat yang tumpah dalam rahimku diikuti dengan belasan semprotan kecil.

Tanpa menunggu selesai aku segera menundukkan badanku untuk menciumi Oom Yanto yang dibalas dengan pelukan hangat. Kami terus berciuman dengan saling melumat bibir dan memainkan lidah masing-masing. Di dalam liang vaginaku kadang-kadang penis Oom Yanto terasa berkedut-kedut saat kami berciuman yang membuatku merasa geli, tanpa sadar aku kemudian membalasnya dengan melakukan kontraksi pada otot vaginaku sehingga seperti meremas penis Oom Yanto.
Oom Yanto mengajakku berguling pelan-pelan sehingga sekarang kembali aku ditindihnya
“Bagaimana sayang ….kamu merasa nikmat ?” Bisiknya ditelingaku
“Enak sekali Oom…sungguh” Jawabku sambil kembali menciumnya dengan mesra
“Aaahhhhhh ….” Aku melenguh saat Oom Yanto menarik penisnya sampai terlepas
Kemudian dia pergi ke kamar mandi dan kembali lagi membawa handuk yang sudah dibasahi dengan air hangat. Dengan lembut selangkanganku di bersihkan olehnya, terutama cairan vaginaku dan noda darah perawanku setelah itu baru dia membersihkan penisnya sendiri.
Kami terus mengobrol tentang masa lalu termasuk kabar mengenai keluarganya Oom Yanto dan anak paling besarnya yang merupakan teman bermainku dulu. Tidak lupa juga kutanyakan mengenai kabar teman-teman Mama lain yang aku ketahui sering bermain bareng. Terus terang aku merasa aneh dengan diriku sendiri karena merasa tanpa beban membicarakan hal itu seolah-olah itu hanya bagian dari obrolan basa basi. Aku juga sudah tidak merasa malu lagi bertelanjang bulat di depan Oom Yanto sambil tanganku memainkan penisnya yang sudah kuncup.
“Karin bisa temenin Oom malam ini ?” Tanya Oom Yanto dengan pandangan penuh harap sambil mengusap-usap tubuh telanjangku yang langsung membuat bulu-bulu tubuhku jadi berdiri karenanya.
“Memang kalau Karin nginep mau diapain lagi ?” Aku balik bertanya dengan manja sambil menaikkan kakiku untuk memeluk tubuhnya , tapi yang terpenting vaginaku jadi bergesekan dengan pahanya yang penuh bulu.
“Oom bisa ajarin semua gaya dan posisi bersetubuh yang pernah Oom lakukan dengan Mamanya Karin, bagaimana ?” Jawabnya dengan senyum penuh arti yang membuat jantungku seperti berhenti berdenyut.
“Kalau begitu boleh deh … tapi Oom janji sedikitnya Karin dapat lima gaya bersetubuh yang baru sampai besok pagi” Kataku dengan mimik pura-pura mengancam.
“Sekarang aku mau telepon Mama dulu ya…Oom jangan bersuara” Lanjutku sambil mengambil teleponku sambil membelakangi Oom Yanto.
“Halooo Ma ?” Akhirnya aku tersambung dengan Mama
“Karin malam ini tidak pulang sehabis giliran jaga, karena nambah shift sampai pagi menggantikan teman….hhhhh” Pembicaraan dengan Mama menjadi sedikit terganggu karena Oom Yanto malah memelukku dari belakang sambil meremas payudaraku dan mengelus-elus vaginaku.
“Ya Ma ….hhhhh …..Baik Ma …..ohhhhh …..Jangan dulu Ma ….uhhhhhh ….aduuuhhhhhh” Aku makin tidak bisa konsentrasi saat Oom Yanto mulai mempermainkan kelentitku.
“Ga ada apa-apa kok Ma …ahhhhh….a..aku hanya teleponnn…ohhh…. Sambil jalan” Jawabku sekenanya saat Mama bertanya kenapa aku seperti terengah-engah.
“Udahhh….duluuu ya Ma…a.a.aku udah mau sampai ….luv yu Ma….” Akhirnya aku bisa mengakhiri telepon yang penuh gangguan berahi
Aku segera membalik badanku sambil melotot kesal , tapi begitu melihatnya tersenyum nakal kekesalanku segera hilang apalagi bibirku dipangutnya untuk berciuman lagi.
“Oom nakal sekal….mmpppphhhhhhhhhh” Bibirku langsung dibungkam dengan ciumannya.
Kami kemudian berpelukan sambil terus berciuman, gesekan demi gesekan dari tubuh kami akhirnya membangkitkan kembali api berahi yang tadi sudah padam. Oom Yanto langsung memasukkan penisnya yang sudah mengeras ke dalam liang vaginaku saat badan kami masih berpelukan dengan rapatnya.
BLESSSSSSSSSSSSS ….

Penisnya masuk dengan mulus dengan satu dorongan kecil saja
“Uhhhhhhh……Oommm ….” Aku mengerang perlahan menikmatinya sambil mempererat pelukanku.
Posisiku yang saat itu ada di bawah diminta merapatkan kedua kaki dalam posisi lurus, sedangkan Oom Yanto kakinya mengangkangi aku sambil melilit atau mengait kakiku dari luar. Pada posisi ini gerakan penisnya menjadi hanya bisa naik turun karena terjepit oleh vagina sehingga setiap pergerakan sangat terasa kenikmatannya. Sebaliknya, letak vagina yang seharusnya menghadap ke bawah sekarang menjadi tertarik ke arah atas sehingga setiap Oom Yanto menarik penisnya ke atas, aku merasa seluruh bibir vaginaku turut tercerabut ke luar.
“Aduuhh Ooom … enak sekali rasanya…ohhh….hhhh.hhh.hhhh” aku mulai mendesah-desah kembali.
Oom Yanto memompakan penisnya makin lama makin cepat, sedangkan tubuhku yang dalam posisi “terjepit” hanya bisa pasrah menerima gempurannya yang makin lama terasa makin nikmat saja.
“Oooohhh … ohhhh….ohhhh….OOOOOOOOHHHHHHHHHHHHHHHHH….” akhirnya aku kembali mendapat orgasme hanya dalam hitungan beberapa menit saja.
“Enak ya sayang ? Vagina kamu jadi kerasa kenceng lagi ….” Bisik oom Yanto
“Iya Oom, enaaaaaak sekali …penis Oom juga sangat terasa gesekannya di dalamnya Karin” jawabku sambil menciumi keringatnya Oom Yanto yang mengeluarkan bau sangat khas.
“Sekarang kita coba anal seks ya sayang ? Mumpung cairan vagina kamu masih keluar untuk dipakai sebagai pelumasnya” Kata Oom Yanto
Aku sedikit tertegun dan agak ragu-ragu, tapi aku tahu Mamaku juga melakukannya.
“Kalau Karin ragu-ragu, ga apa-apa kok ga jadi juga … atau kalau kamu coba terus ga suka, bilang saja sama Oom untuk berhenti” Sarannya ketika melihatku ragu-ragu.
“Karin mau coba aja dulu … tolong Oom tunjukin caranya” Kuputuskan untuk mencoba aja dulu.
Aku lalu disuruhnya membalikkan badan dalam posisi menungging atau merangkak, akhirnya aku memilih posisi merangkak.
“Ahhhhh …auhhhhh ….ahhhh” Aku kembali mendesah saat Oom Yanto memasukkan penisnya ke dalam vaginaku sambil diputar-putarkan untuk mendapatkan cairan vaginaku sebanyak mungkin menepel di kepala penisnya sebelum diarahkannya ke lubang anusku.
“OOOOOOMMMMM ….SAKIIIITTTTT….ADUUUUUUDUUUUUH SAKIIIIIIT” Aku nyaris menjerit histeris saat anusku ditembus oleh penisnya dalam sekali dorongan. Saking sakitnya aku sampai mengeluarkan air mata dan mulai menangis terisak-isak.
“Karin mau berhenti saja sayang ?” Kata Oom Yanto saat melihatku menangis kesakitan
“Te…teruskan aja dulu Oom…tapi pelan-pelan aja dulu ya …” Jawabku sambil menahan tangisku.
Dengan menggigit bibir aku berusaha menahan sakit sementara Oom Yanto mulai menggerakkan penisnya keluar masuk rectum melalui lubang anusku. Oom Yanto terus menerus mengambil cairan vaginaku untuk melumasi lubang anusku yang mulai terbiasa dengan masukknya penis ke dalamnya. Lama-kelamaan rasa sakitku mulai berganti menjadi rasa nikmat yang bisa dibilang aneh, karena berbeda dengan kenikmatan yang aku peroleh melalui lubang vagina.
“Oooohhhhhhh….Ohhhhhhh….Ohhhhhhh….Ohhhhhhh” Aku mendesah sambil memejamkan mataku.
“Ahhhhhhhhhh….” Desahku ketika secara tiba-tiba Oom Yanto mencabut penisnya dari anusku.
BLESSSSSSSSSS ….
Dengan hampir tapa jeda waktu penis tersebut langsung masuk kedalam lobang vaginaku yang sudah menunggu di sana.
“UUUUUUUUHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH….” Aku melenguh dengan keras saat penis itu meluncur dengan cepat untuk menancap kedalam tubuhku.
Tanpa menyiakan-nyiakan waktu, Oom Yanto langsung memompa penisnya kedalam liang vaginaku dengan kecepatan tinggi. Mungkin dia sudah bosan bergerak pelan-pelan saat menyodomiku tadi.
PLEK …PLEK …PLEK …PLEK ….PLEK …langsung terdengar bunyi beradunya pantatku dengan pangkal paha Oom Yanto yang sedang memompaku dari belakang. Payudaraku yang menggantung ikut tergoncang-goncang dengan kerasnya.
“Auuuuhhhhhhhh….ooohhhhhhh….ohhhhhhh….enak sekali Oommm…terus Oommmm…Ohhhhh” Aku kembali meracau nikmat dan sudah melupakan pengalaman disodomi tadi.

Kenikmatannya mulai datang bergelombang, tapi Oom Yanto malah semakin meningkatkan kecepatan pompaannya .
“Ohhhh ….Ohhhhh…Ohhhh …..Ohhhhh….Ohhhh” Aku terus melenguh
PROKS …PROKS…PROKS…PROKS… bunyi benturannya sekarang bertambah dengan bunyi-bunyian becek akibat air vaginaku yang kembali keluar.
“Aahhhhh ….ahhhhhh …ahhhhhh….ahhhh…uhhhh” Lenguhanku makin lama makin kencang
Badanku bergetar sangat hebat, tanganku hampir tidak mampu lagi menahan tubuhku dalam posisi merangkak sehingga kadang-kadang aku harus dalam posisi bersujud saat merasa lemas lalu kembali ke posisi merangkak bila sudah merasa lebih kuat lagi.
“AARRRRRRGHHHHHHHHH …OOOMMMMMM….KARIN UDAAAAH….SAMPE” Teriakku sambil menampung rasa nikmat yang datang
“Saya juga mau keluarrrrr …..” Kudengar Oom Yanto juga akan berejakulasi
“OOOOOOOOOOOHHHHHHHHHHH …..”Aku melolong nikmat saat kurasakan ada semprotan-semprotan hangat di dalam tubuhku.
“Ahhh …Ahhh …Ahhh….Ahhh …hhh…hhh…hhh” Kali ini Oom Yanto medesah tertahan setiap kali semprotan spermanya keluar.
Kepalaku sudah “nyungsep” di kasur karena kelelahan sebelum Oom Yanto melepaskan penisnya dari vaginaku lalu rubuh berbaring di sampingku. Aku berusaha merayap ke atas tubuhnya lalu kami berpelukan dan berciuman sambil saling membisikkan kata-kata sayang.
Hanya dalam tempo tidak lebih dari tiga jam, aku kehilangan keperawananku sampai dua kali, yaitu robeknya selaput daraku dan penetrasi lubang anusku oleh laki-laki sebenarnya lebih pantas menjadi ayahku. Tapi entah mengapa aku hanya merasa seperti sedang bertukar sepatu saja dengan Mamaku. Oom Yanto adalah “bekas” partner seks Mamaku yang sekarang aku “pakai” sebagai partner yang akan mengajarkan seks padaku.

Pada malam harinya kami melakukan makan malam yang cukup romantis di sebuah restoran papan atas. Sebelum pergi kami sempat bersetubuh lagi sambil berendam air hangat dan busa sabun di bathtub kamar mandi yang dilanjutkan dengan oral seks di shower saat membersihkan badan. Oom Yanto dengan posisi berdiri sedangkan aku dengan posisi berlutut didepan penisnya. Aku dimintanya menelan seluruh air mani yang keluar yang tanpa ragu-ragu aku penuhi begitu saja.
Setelah kembali ke Hotel kami mencoba berbagai variasi dan gaya persetubuhan yang sering dilakukan Mama dan Oom Yanto sebelum akhirnya kami tertidur karena kelelahan dengan bertelanjang bulat.
Pada esok paginya aku sudah disetubuhi Oom Yanto lagi dari arah belakang saat aku masih terlelap tidur. Sedangkan sebelum chek-out, kami kembali melakukan persetubuhan kilat dengan masih menggunakan baju lengkap dengan meja kerja di kamar suite sebagai alasnya.
Semua style yang kami lakukan adalah sama dengan yang pernah dilakukan Mamaku dengan Oom Yanto. Sebenarnya saat aku berpisah dengan Oom Yanto, aku bertekad untuk melupakannya dan mulai menjalani kehidupanku sendiri. Tapi dalam kenyataannya aku susah sekali melupakannya, apalagi setelah aku dapati pacarku tidak dapat memberikan kepuasan di ranjang kepadaku seperti yang diberikan Oom Yanto dalam semalam.
Akhirnya dengan alasan ingin napak tilas petualangan Mama, aku mengajak Oom Yanto bersetubuh langsung di tempat-tempat di mana mereka berdua pernah melakukannya dulu, termasuk rumah peristirahatan keluarga Mama di Lembang dan rumah nenekku di Bandung. Biasanya kami membuat janji untuk ketemu paling tidak sebulan sekali untuk bersetubuh.
Penjaga rumah peristirahatan keluarga Mama hanya geleng-geleng saja saat melihat aku membawa laki-laki ke sana untuk diajak berhubungan badan. Untungnya Mamang penjaga rumah sudah tidak ingat lagi kepada Oom Yanto sebagai laki-laki yang sama yang meniduri Mama dulu di sana.
Dari aktivitas ini aku jadi mulai ingat kapan saja Mama dulu pamit kepadaku untuk “dinas” beberapa hari, padahal sebenarnya dibawa oleh Oom Yanto dalam perjalanan dinasnya ke beberapa kota di dalam negeri. Selain main di hotel berbintang, ternyata mereka juga suka bermain di hotel-hotel kecil di sepanjang jalan menuju Lembang sampai ke Ciater kalau sudah kepepet ingin bersetubuh.
Walaupun aku selalu meminum Morning After Pill setiap habis bersetubuh tapi akhirnya aku sempat mengalami telat haid juga dengan hasil test pack positif yang memaksaku meluruhkan janin benih Oom Yanto yang ternyata sudah sempat berusia 6 minggu.
AKu juga akhirnya memutuskan hubunganku dengan pacarku yang sama-sama kuliah kedokteran karena dia selalu bertanya kenapa anusku bentuknya mulai seperti corong yang lama-lama makin dalam yang dia lihat saat menyetubuhiku dengan doggy style. Dengan pengetahuan medisnya bentuk anus seperti itu hanya bisa di dapat apabila sering melakukan anal sex, padahal aku dan pacarku tidak pernah melakukan anal sex, aku hanya melakukannya dengan Oom Yanto saja.
***
Baca Juga :
- Cerita Dewasa Bergambar : Pengalaman Bersama Sri Gadis Desa
- Cerita Ngentot Bersambung : Kisah Keluarga Agak Laen – Part 1
- Cerita Panas : Menikmati Tubuh Montok Buk Melisa
- Cerita Sex 2024 : Janda Muda Beranak Satu
- Cerita Ngewe : Mesum Mesra di Tengah Hutan
- Cerita Dewasa Bibi : Berhubungan Sex dengan Calon Kakak Ipar
- Cerita Sex Bibi : Dokter Cintaku yang Merangsang
- Cerita Ngentot : Bermula dari Wawancara Kerja
- Cerita Sex Bersambung : Aku Pemuas Arisan Tante Girang Kesepian