Cerita Dewasa Bersambung – “Baiklah kalau memang Karin ingin tahu…. Oom mengakui bahwa memang sayalah yang menghamili Mamanya Karin tahun 2000 itu” Jawab Oom Yanto dengan suara lembut tapi tegas.
“Oom juga yang membantu Mama untuk melakukan aborsi karena Mamanya Karin saat itu belum merasa siap hamil tanpa ada suami, walaupun saat itu Oom juga tidak akan menentang kalau Mama kamu ingin mempertahankannya” Lanjutnya dengan ketenangan yang masih tetap sama.
Jawaban itu memang sudah aku duga dan sesuai dengan harapanku, tapi tetap saja perasaanku seperti dicampur aduk antara marah, sedih dan gembira. Marah karena ternyata Mama berselingkuh dengan teman yang merupakan suami dari temannya sendiri. Sedih karena ternyata Mama harus melakukan aborsi yang tentunya merupakan pilihan yang sangat berat baginya saat itu. Gembira karena selingkuhan Mama merupakan laki-laki yang aku anggap pantas menerima cinta Mama yang saat itu memang sedang sangat labil akibat perceraian dan juga ditinggal oleh Papanya Mama atau Kakekku. Tidak terbayang olehku nasib Mama kalau terjatuh ke tangan laki-laki yang lebih tidak bertanggung jawab.
Akhirnya aku hanya bisa menangis tersedu-sedu setelah medengar pengakuan langsung dari Oom Yanto yang keluar begitu saja tanpa harus aku paksa sama sekali. Oom Yanto kemudian memelukku sambil beberapa kali memberikan kecupan lembut pada kepalaku yang membuatku merasa lebih tenang sehingga akhirnya aku balas memeluknya untuk bisa menangis di dadanya yang bidang. Dengan lembut kepalaku di belai-belainya sambil membisikkan kata-kata menghibur di telingaku.
Entah berapa lama aku menangis di pelukan Oom Yanto, tapi sesudahnya badanku benar-benar menjadi lemas tidak bertenaga sehingga hampir jatuh terkulai di sofa. Oom Yanto lalu berinisiatif membopongku ke ranjangnya tanpa bisa aku tolak dan membaringkanku di atasnya sambil melepas sneakers-ku . Kancing atas bajuku juga dia longgarkan untuk memudahkan aku bernafas karena hidungku mulai tersumbat ingus akibat menangis terlalu lama. Oom Yanto sendiri kemudian berbaring di sisiku untuk membelai kepalaku sambil sekali-sekali mengecup pipi, hidung dan keningku.
Setelah aku lebih tenang, Oom Yanto bertanya apakah aku juga ingin tahu alasan dan detail kejadian dari awal sampai akhir perselingkuhan Mamaku dengan dia. Aku jawab bahwa aku sangat ingin tahu dan berharap Oom Yanto tidak menghilangkan detailnya supaya aku bisa mengerti alasan Mamaku.
Oom Yanto mulai bercerita bahwa hubungan mereka terjalin lagi setelah acara reuni SMA. Hubungan yang dimaksud adalah curhat-curhatan karena waktu masih sama-sama di SMA sampai kuliah Oom Yanto dan Mamaku adalah teman yang sangat dekat walaupun tidak sampai pacaran. Pada saat terjalin hubungan lagi setelah reuni sama sekali tidak terpikir untuk adanya hubungan yang lebih jauh dari itu. Oom Yanto bahkan turut mensupport Mama dalam setiap kencannya dengan pria-pria yang dijodohkan dengannya, malah dia pernah juga turut menjodohkan temannya sendiri dengan Mama.
Entah bagaimana pada suatu kesempatan akhirnya Oom Yanto dan Mama melakukan hubungan badan tanpa direncanakan terlebih dahulu. Walaupun tidak ada komitmen, hanya didasari oleh hubungan persahabatan yang sudah lama terjalin maka mereka menjadi tanpa beban untuk terus berhubungan badan setiap kali saling memerlukannya sampai akhirnya Mama hamil. Aku juga melihat dalam kehamilan ini Mama punya andil karena memang dia yang meminta Oom Yanto untuk tidak menggunakan pengaman dengan alasan setelah melahirkanku tanpa alat pengaman pun dia tidak pernah hamil lagi oleh Papa kandungku sebelum kemudian bercerai. Tapi saat itu Oom Yanto belum menceritakan bahwa Mamaku juga pernah berselingkuh dengan dosen pembimbingnya yang dimulai saat dia masih menikahi Papa kandungku. Cerita ini aku dapat setelah hubunganku dengan Oom Yanto berlanjut.

Aku kemudian meminta Oom Yanto untuk menceritakan detail dari beberapa kejadian yang dianggap penting dalam berhubungan dengan Mama karena berharap dari detail itu apakah Mamaku adalah Mama yang aku kenal selama ini. Cerita pertama tentunya adalah tentang bagaimana peristiwa persetubuhan pertama yang berlangsung di rumah peristirahatan keluarga Mama di Lembang bisa terjadi tanpa direncanakan. Seperti yang aku duga dari sifatnya Mamaku, walaupun Oom Yanto yang pertama kali mencium bibir Mama, tapi Mamalah yang pertama kali mengambil inisiatif meminta berhubungan badan.
Cerita Oom Yanto yang sangat detail mengenai tahapan persetubuhan yang mereka lakukan pertama kalinya itu membuatku sampai merasa sedang mendengarkan cerita roman dewasa yang sangat realistis. Aku juga tidak menyangka mereka bisa tenang tetap bersetubuh walaupun sempat kepergok oleh Mamang penjaga rumah yang datang karena kaget oleh lolongan nikmat orgasme Mamaku. Oom Yanto juga bisa membuat Mama orgasme berkali-kali dengan melakukan beberapa variasi posisi serta rangsangan-rangsangan tambahan seperti memasukkan jari ke dubur Mama saat melakukan doggy style.
Nafasku mulai memburu karena membayangkan hubungan badan yang dilakukan Mamaku dengan saat petting yang aku lakukan dengan pacarku. Aku mulai merasakan kedua putting susuku mengeras dan celana dalamku jadi lembab dan kulit mukaku mulai merona merah menahan berahiku sendiri. Dengan gelisah aku coba gesek-gesekan kedua pahaku satu sama lain untuk mengurangi kegelisahanku itu.
Melihat perubahan padaku Oom Yanto lalu mengecup bibirku yang tanpa aku sadari jadi setengah terbuka sambil memegang pipiku. Setelah yakin tidak ada penolakan dariku, tanpa ragu-ragu Oom Yanto memangut bibirku dengan hangat yang aku balas tidak kalah mesranya sehingga akhirnya kami mulai berciuman. Oom Yanto ternyata sangat pandai mencium, ciumannya bukan saja enak dinikmati tapi juga memancing berahiku untuk ingin bercumbu.
Sambil berciuman tangan Oom Yanto sudah masuk kedalam rokku untuk mengelus paha dan pangkal pahaku tanpa perlawananku sama sekali bahkan aku mulai menikmatinya. Tidak berapa lama kemudian aku malah membantunya melepas rok dan celana dalamku dan memperbaiki posisi berbaringku agar bisa merenggangkan kedua pahaku supaya Oom Yanto lebih mudah menyentuh vaginaku.
“Ahhhhhh ….ahh…ahhhh…” Aku mendesah-desah saat tangan Oom Yanto dengan lincah bermain-main di dalam bibir vaginaku dan mempermainkan kelentitku.
“Addduuuuhhh …oucchhhhh ….” Aku menjerit kesakitan saat jarinya masuk masuk ke dalam pangkal lubang senggamaku yang memang belum pernah dimasuki benda asing.

Pada hari pertama mereka berhubungan badan, Mamaku mengalami lima kali orgasme dalam dua kali persetubuhan dari siang sampai sore, melakukan anal seks sebagai selingan dan melakukan oral seks di mobil sepanjang perjalanan pulang dengan menelan sperma Oom Yanto yang keluar tepat dipintu garasi rumahku. Aku jadi ingat kembali kejadian waktu itu saat menyambut kedatangan Mama yang setelah turun dari mobil Oom Yanto mulutnya terasa sedikit berbau amis saat menciumku yang mungkin berasal dari sperma yang ditelannya.
Petualangan seks Mama yang sangat hebat dalam satu hari membuatku terhanyut dalam gairah berahi mudaku yang memang sudah mulai mengenal kenikmatan seks. Sehingga dengan mudah Oom Yanto melucuti bajuku satu persatu hanya dengan memberikan rangsangan pada bagian tubuh yang tepat. Akhirnya menjelang bagian akhir cerita hubungan badan mereka di hari pertama, aku dan Oom Yanto sudah dalam keadaan telanjang bulat dengan tubuh Oom Yanto menindihku menciumi bibir, kuping dan leherku sambil menggesek-gesekkan penisnya pada vaginaku.
“Aduh Oom… Karin sudah mulai ga tahan ….” Maksudku adalah ingin mendapat lebih dari sekarang, tapi aku masih malu memintanya.
Oom Yanto malah memelorotkan badannya untuk menciumi, menghisap dan meremas-remas payudaraku yang membuat nafasku sesak seperti ada sesuatu yang akan meledak dari dalam. Setelah puas menciumi payudaraku, bibir Oom Yanto berpindah ke vaginaku. Kedua kakiku dinaikkannya ke bahunya sehingga pahaku seperti menjepit kepalanya. Dengan lahap dia menjilati vaginaku dengan lidahnya yang kasar, tidak ada satu bagian pun dari vaginaku yang luput dari sapuan lidahnya. Lalu dia mainkan kelentitku dengan lidahnya sebelum kemudian dihisap dan digigit-gigitnya yang membuat badanku jadi melenting-lenting nikmat.
“AAARRRRRRKKKKKHHHHHHHHH…..” Akhirnya aku mendapat orgasmeku yang pertama oleh seorang laki-laki karena ternyata aku tidak mendapat kenikmatan yang sama saat petting dengan pacarku.
Lidah Oom Yanto bukannya berhenti setelah tahu aku mendapat orgasme, tapi malah dilanjutkan dengan menjilati cairan yang keluar dari liang vaginaku. Lidahnya juga mulai melakukan “penetrasi” yang membuatku benar-benar tidak bisa lagi berpikiran sehat selain ingin dipuaskan kebutuhan berahiku.
“Oomm … setubuhi Karin seperti Mama…please … Karin udah ga tahan …” Racauku, rupanya daya tahan dan kontrolku saat itu sudah bobol sehingga aku melakukan persis seperti yang Mama lakukan; mengajak bersetubuh.
“Tapi kamu masih perawan Karin… Oom ga berani” Jawabnya dari arah selangkanganku.
“Oom ambil aja keperawanan Karin semau Oom…sekarang Karin hanya ingin bersetubuh” Balasku.
Oom Yanto kemudian bangun sambil mengangkangkan kakiku lebar-lebar dan langsung mengambil posisi tempur dengan memasukkan penisnya ke dalam liang vaginaku yang sudah membengkak kemerahan.
“Aduuhhhh …enak ooommm….enak sekali ooommm …” Aku merasakan campuran rasa sakit dan nikmat yang amat sangat saat kepala penisnya mulai memasuki liang vaginaku dengan berputar-putar perlahan.
BLESSSSSSSSSSSSSSSSS ………..
Oom Yanto akhirnya memasukkan seluruh penisnya ke dalam liang vaginaku dalam sekali genjotan keras.
“Addduuuuduuuuuhhhh …. Sakiiitttt….ouchhhh….sakittttt…..Ohhhhhhhh…pelan-pelan Oooommm”
Mau tak mau aku mengaduh kesakitan saat selaput daraku ditembus oleh penisnya. Akhirnya keperawananku hilang oleh orang yang sama dengan yang menghamili Mamaku, tanpa ada rasa sesal karenaaku memang menginginkannya begitu saja.
“Ohhhh…ohhhh..ohhhh…sshhhh…shhhh…ohhhh..oohhhhhh” Aku terus mendesah dan mendesis saat liang vaginaku dipompa oleh penisnya.

“Teruskan ooommm…uuhhhh….uhhhh…aaahhhhh…uhhhh…nikmat sekaliiii”
Crok…crok… crok …. crok … crok ….Bunyi becek dari cairan vaginaku terdengar sangat seksi memacu gairahku semakin meningkat intensitasnya.
“Adduuuuuuuuuuuuh Oooooommmmmmmmm …..enak sekali rasanya”
CROK…CROK…CROK….CROK…CROK….
Bunyi itu terdengar semakin kencang dan gelombang kenikmatanku mulai datang bergulung-gulung .
“AAAARRRRKKKKKKKHHHHHHHHHHHHHHHHHH ……………..”
Aku meraung nikmat saat puncak gelobang nikmat itu menghantam tubuhku. Mataku terbelalak memandang pada orang yang mendatangkan kenikmatan ini sebelum akhirnya kembali terpejam untuk menikmati sisa-sisa alunannya.
Oom Yanto secara perlahan mengurangi frekuensi genjotan penisnya disesuaikan dengan irama nafasku yang semakin teratur lagi. Kami lalu berciuman dengan mesra sambil berpelukan dan melontarkan kata-kata pujian atas nikmatnya persetubuhan babak kesatu ini.
“Ooomm..tadi oom sudah keluar belum ?” Tanyaku sambil memegang pipinya dengan penuh rasa sayang.
“Belum sayang, Oom belum keluar tadi” Jawab Oom Yanto dengan tersenyum sambil mencium tanganku yang mengelus pipinya itu.
“Nanti Oom lepaskan di luar saja ya, kan Karin masih belum pakai proteksi dan Oom juga ga bawa kondom karena ga menyangka akan bersetubuh dengan Karin” Lanjutnya
“Keluarin di dalam saja Oom, Karin ingin merasakan yang Mama rasakan sehingga mau berkorban sampai hamil” Bantahku
“Tapi …” Oom Yanto terlihat ragu-ragu
“Ga apa-apa Oom, nanti Karin akan minum Morning After pill…banyak kok di bagian kebidanan” Kataku menenangkannya sambil mengelus-ngelus kepalanya yang sudah botak.
Oom Yanto kemudian membangunkanku sampai terduduk berhadapan dipangkuannya dengan penis yang masih tertancap di liang vaginaku. Dia kemudian memintaku melihat ke arah selangkanganku untuk melihat cipratan darah perawanku yang masih menempel pada paha dan perutku. Dengan spontan aku meraih blackberryku yang tergeletak di lemari pinggir ranjang untuk mengambil gambarnya beberapa kali dari beberapa sudut yang memungkinkan sebagai kenang-kenangan.
Setelah membiarkan aku puas memotreti vaginaku sendiri dengan sumpalan batang penis di dalamnya, Oom Yanto kemudian mulai menciumi payudaraku yang cukup besar, meremas-remasnya dan menghisap-hisap putingku yang kecil kecoklatan. Aku langsung diserang rasa geli yang amat sangat sehingga mulai melenting-lenting nikmat. Lentingan badanku juga mengakibatkan penis Oom Yanto jadi bergerak-gerak lagi dalam liang vaginaku.
Oom Yanto kemudian membaringkan tubuhnya sendiri dan membiarkanku duduk tegak di atas selangkangannya dengan posisi seperti orang menunggang kuda.
Aku dimintanya mulai bergerak naik turun yang aku turuti juga walaupun agak canggung melakukannya karena merasa Oom Yanto sekarang bisa menonton tubuhku yang telanjang secara utuh. Tapi rasa nikmat yang kemudian aku rasakan membuatku melupakan itu semua, apalagi dengan posisi ini aku bisa menentukan sendiri bagian mana dalam liang vaginaku yang ingin “kebagian” penis lebih banyak karena lebih mendatangkan rasa nikmat buatku. Oom Yanto juga membantu dengan mengangkat pinggulnya setiap kali aku bergerak turun kebawah, membuat sodokan penisnya terasa lebih mantap.
Bersambung… Selingkuh Ternikmat Seranjang Dengan Mantan Pacar Ibuku Part – 3
***
Baca Juga :
- Cerita Dewasa Bergambar : Pengalaman Bersama Sri Gadis Desa
- Cerita Ngentot Bersambung : Kisah Keluarga Agak Laen – Part 1
- Cerita Panas : Menikmati Tubuh Montok Buk Melisa
- Cerita Sex 2024 : Janda Muda Beranak Satu
- Cerita Ngewe : Mesum Mesra di Tengah Hutan
- Cerita Dewasa Bibi : Berhubungan Sex dengan Calon Kakak Ipar
- Cerita Sex Bibi : Dokter Cintaku yang Merangsang
- Cerita Ngentot : Bermula dari Wawancara Kerja
- Cerita Sex Bersambung : Aku Pemuas Arisan Tante Girang Kesepian